Saat itu…
Detik itu…
Seluruh tubuhnya tak dapat bergerak. Apa karena udara saat itu sangat dingin? Sepertinya tidak. Tapi kenapa tubuhnya tidak bisa digerakkan?
Matanya hanya menatap kosong ke
arah jalan yang berada di bawahnya. Ingin rasanya ia melompat ke bawah lalu
mati. Karena hanya satu keinginan terbesarnya saat itu, yaitu melupakan
segalanya. Melupakan segala sesuatu yang selama ini mengganggu pikirannya. Ia
hanya berharap semuanya lenyap. Hanya itu !
Dihapusnya air yang berada di
sudut matanya secara kasar, dan ia mencoba sekuat tenaga untuk menghentikan
tangisnya yang pecah sejak tadi. Sedetik saat ia hendak melompat, tiba-tiba ia
merasakan ada sesuatu yang menarik tangannya lalu menghentakkan tubuhnya ke
belakang hingga membuatnya terjatuh. Pada saat itu ingin rasanya ia
mencabik-cabik seseorang yang menggagalkan rencananya tadi. Namun, bukan amarah
yang hendak ia keluarkan, melainkan perasaan perih yang menyelimuti hatinya.
Tanpa ia sadari, ia menahan nafasnya, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat,
dan matanya yang bulat seolah-olah meyakinkan pada sesuatu yang berada di hadapannya
bahwa matanya benar-benar bulat. Tak lama kemudian, ia merasakan sesuatu yang
panas dan mengalir deras dari matanya. Ia menangis ! Rasa sakit yang baru saja
hendak ia lupakan, kini kembali hadir dan berada di hadapannya.
Komentar