Tak
ku sangka waktu berlalu begitu cepat. Lima hari lagi adalah hari dimana usia mu
akan bertambah satu, menjadi tujuh belas tahun. Itu berarti kau sudah semakin
dewasa, bukan? Aku ucapkan selamat padamu. Aku bisa menjamin, kau akan sangat
berbahagia di hari ulang tahun mu. Kenapa? Karena adanya “dia”, wanita yang
sangat kau cintai saat ini. Dia pasti akan memberimu kejutan yang sangat
spesial. Tentu saja hal itu akan terjadi, karena kau begitu berarti untuknya
sama halnya dengan mu. Ah, Dewi Fortuna benar-benar berada di pihak mu. Sekali
lagi selamat!
Bolehkah aku mengajukan beberapa
pertanyaan padamu? Aku yakin kau akan mendengarkan, tapi aku ragu bahwa kau
akan menjawabnya. Baiklah, kau bisa pikirkan bualan apa yang akan kau berikan
padaku sebagai jawaban dari seluruh pertanyaan ku. Tapi aku hanya bisa memberi
mu waktu selama lima hari. Jika lebih dari itu, mungkin saja kau akan menemukan
penyesalan. Maaf, bukan maksud ku untuk mengancam mu. Bukan.
Sekarang aku akan bertanya. Jika ulang
tahun mu akan dirayakan dengan sebuah pesta meriah, apakah kau akan mengundang
ku sebagai tamu di acara itu? Atau kau akan berpura-pura lupa mengundang ku,
sehingga aku tidak hadir di pesta mu? Lalu, jika aku ingin memberi mu sebuah
hadiah. Apakah kau akan menerimanya dan memakainya di kemudian hari? Atau kau
hanya akan menerima namun tak akan kau pakai. Mungkin kau akan memberikannya
kepada teman mu yang lain, atau mungkin saja kau akan membuangnya di tempat
sampah? Benar?
Bacalah baik-baik pertanyaan ku itu. Aku
akan dengan sabar menunggu jawaban dari mu datang. Walau entah kapan akan
terjawab. Aku akan menunggu.
Hem, sepertinya aku benar-benar
terlalu banyak berharap pada keberuntungan. Aku tahu, aku tak akan pernah
seberuntung dirimu. Waktu tidaklah berpihak pada ku. Aku bermimpi untuk bisa
bertemu denganmu tanpa sengaja. Bodoh! Aku memang bodoh! Mana mungkin seorang
yang di kelilingi oleh keberuntungan akan bertemu dengan ku tanpa sengaja? Itu
hal terbodoh yang pernah aku impikan.
Begitu banyak keluh-kesah ku terhadap
mu, namun untuk mengutarakannya di hadapan mu aku tak sanggup. Tidak. Itu sangatlah
sulit dan- berat. Bagaimana bisa aku mengutarakan hal yang bisa saja akan
membuatmu terluka, sedangkan aku sendiri tak berani menatap mata sipit mu yang
sangat ku sukai itu.
“
Aku akan turut berbahagia bila kau pun bahagia “
Itu hanya sebuah kalimat sederhana,
yang mungkin tak memiliki arti. Namun bagi ku kalimat itu sangatlah berarti. Dimana
seseorang mencintai satu orang dengan ketulusan. Yang ia inginkan hanya orang
yang ia cintai tetap berbahagia, meskipun dirinya harus menahan perihnya luka,
luka yang tak akan kunjung sembuh.
Baiklah. Maafkan aku jika cerita ku membuat mu muak. Aku hanya ingin kau tahu, bahwa aku selalu memikirkan tentang diri mu setiap saat dari kejauhan. Dan aku selalu mencari kabar tentang mu dari sekitar mu. Maaf aku hanya berani menjadi pengagum rahasiamu. Karena ku tahu, waktu tak akan pernah kembali. Sama seperti aliran sungai yang akan terus mengalir tanpa bisa di hentikan atau pun di ubah arusnya.
Selamat
Tujuh Belas Tahun, Kak :)
Semoga
berbahagia selalu :)
Komentar