“Tiga Tahun Lima Bulan…”
Mengertikah kau dengan kalimat itu?
Iya, tiga tahun lima bulan. Selama itu aku masih belum mampu untuk melupakanmu,
atau sekedar mengenyahkan kau sebentar saja aku belum bisa. Bukan belum, tapi
memang tidak bisa. Tidak pernah!
Mungkin waktu selama tiga tahun lima
bulan ini terasa sangat membosankan bila kau yang berada diposisiku. Ingin
rasanya aku tertawa kencang melihat kebodohanku dalam menunggu sesuatu. Sesuatu
hal yang memang tak akan pernah datang kembali. Begitu miris dan menyedihkan.
Iya, itulah aku. Itulah penantianku.
Tiga bulan yang lalu, kau telah
“kembali” menemukan kebahagiaanmu. Lihatlah betapa beruntungnya dirimu! Kau
bisa dengan mudah menemukan penggantiku, tapi aku? Masih terjerembab dalam
lembah tak bertuan.
Entah apa yang menarik dari lembah
ini, namun aku merasa seperti ada sesosok laki-laki dengan matanya yang sipit
dan pipinya yang gempal. Namun tak jarang aku tersadar dengan kejutan yang
membuat jantungku terasa berhenti berdetak. Sosok itu tak lagi tampak.
Menghilang- seperti tak pernah ada. Air mata ku jatuh seketika, tangisku pecah,
tubuhku bergetar hebat menahan perihnya kenyataan pahit ini.
Memilukan, bukan?
Namun aku berjanji. Aku berjanji akan
berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari lembah ini, tanpa meminta sedikit pun
belas kasih darimu agar kau membantuku. Tahukah kamu. Jika kau memberiku
bantuan, itu akan menjadi cambukan keras untukku. Akan akan sangat membenci
diriku, jika kau membantuku. Mengapa? Karena aku benci terlihat lemah tak
berdaya dihadapanmu. Aku benci itu. Sungguh! Itu sangat menjijikan!
Berbahagialah…
Kebahagiaanmu jualah kebahagiaanku…
Sungguh. Aku akan berbahagia jika kau
bahagia. Meski aku bukanlah alasan dari kebahagiaanmu. Meski aku bukan alasan
dari senyum dan tawa mu. Senyum tipis yang sangat ku sukai. Tawa yang membuat
mata mu semakin menyipit, itu membuat mu tampak begitu menggemaskan.
Haha. Lihatlah! Tanpa sadar aku
kembali merindukanmu. Kembali menitikan air mata. Kembali memaksa seulas senyum
dibibir ku. Dan aku kembali terlihat “menjijikan”.
Baiklah, kau sudah mulai muak dengan
semua cerita ku. Maafkan aku. Aku hanya belum mampu untuk semuanya, tapi aku
akan selalu berusaha.
Terima kasih
banyak untuk waktu yang telah kau luangkan untukku…
Terima kasih
banyak untuk empat tahun sepuluh bulan yang telah kita lalui
Aku merindukan mu.. Sangat…
Komentar